Pendidikan


Pendidikan Nasional Bebasis Moralitas: Sebuah Solusi Penegakkan Moral Bangsa
Oleh: Ayub Al Ansori *)
            Indonesia kini telah memasuki tengah tahun 2011.  Babak baru bagi bangsa ini untuk berbenah. Dimana tahun lalu bangsa ini begitu pekat diliputi kabut kasus demi kasus yang hingga kini masih menyelimuti kehidupan Negara Indonesia. Tahun lalu yang muram dengan kasus mafia pajak dengan actor Gayus Tambunan, diiringi dengan kasus suap  Artalyta Suryani, bahkan sebelum kedua kasus diatas merebak kasus Mafia hukum yang menelorkan semboyan “Cicak VS Buaya” memaksakan mata, telinga dan hati bangsa Indonesia gerah. Dan ironisnya pelaku kasus diatas tadi dengan tanpa rasa malu dapat menikmati hidupnya dengan memakai fasilitas Negara yang mewah. Kita ingat Artalyta bisa begitu tenangnya menikmati fasilitas mewah selama di sel tahanannya yang membuat geram Satgas (Satuan tugas) Pemberantasan Korupsi. Dan akhir tahun 2010 lalu masyarakat diberi hidangan dengan menu kasus Gayus Tambunan dan joki tahanan.  Bahkan bulan –bulan kemarin terjadi kasus korupsi lagi dengan aktor Nazaruddin, Andi Nurpati, Anas Urbaningrum dan Muhae…(saya tidak kuasa melanjutkan). Tak hanya itu  terorisme kini mulai menjamur  di Negeri kita. Lebih tepatnya di Masjid Mapolresta Kota Cirebon dan Gereja di Solo, bahkan lebih dari sekedar di dua tempat tersebut. .  
            Uniknya, ditengah-tengah beredarnya banyak kasus yang berimbas pada korupsi ini, beredar pula video aktifitas badan –agar menyebutnya tidak terlalu vulgar-  Ariel, Luna dan Cut Tari. Kasus mereka bertiga, begitu membuat bangsa Indonesia ini mengelus dada. Satu lagi kasus yang harus kita hadapi dengan miris, dugaan korupsi dalam pengadaan sistem administrasi badan hukum (sisminbakum). Kasus-kasus diatas memamerkan begitu bobroknya moralitas di Indonesia. Lalu apa yang salah? Dan apa yang harus di benahi di tengah tahun 2011 ini untuk mencapai bangsa Indonesia yang bermoral?.
            Jawaban dari pertanyaan diatas akan menjadi sebuah realita yang harus dihadapi dan sebuah solusi yang perlu direalisasikan bersama, antara pemerintah dan tentunya masyarakat, dalam upaya-upaya penegakkan moralitas di dunia Pendidikan. Pendidikan merupakan integritas sebuah bangsa, jadi perlu adanya upaya-upaya perjuangan dalam membentuk  sebuah konsep Pendidikan Nasional berbasis Moralitas. Aristoteles dengan lembut mengatakan, “Pendidikan Intelektual tanpa dilandasi dengan Pendidikan hati (moral), sama artinya dengan tidak adanya Pendidikan”.  Dengan moral inilah bangsa kita akan maju dan terbebas dari belenggu korupsi yang sudah di ujung tanduk, dengan ditetapkannya Negara terkorup kedua di dunia setelah AS.
            Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UUSPN Bab II pasal 4 dalam Umat Islam, Kultur Islam dan Pendidikan Nasional oleh Yusuf Amir Feisal). Dengan mengacu pada tujuan Pendidikan Nasional diatas perlunya mengkontruksi, menanamkan, mengembangkan dan memanivestasikan moralitas dalam Sistem Pendidikan di Indonesia. Sehingga adanya keseimbangan dalam porsi Pendidikan yang bertumpu pada kecerdasan intelektual (IQ) dengan Pendidikan yang bertumpu pada kecderdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan emosional (EQ).
            Pada akhirnya pembicaraan tentang Pendidikan dan Moral bangsa Indonesia merupakan semacam konklusi sebuah solusi dalam penegakkan akhlak (moral) masyarakat Indonesia. Kita tahu Republik Indonesia didirikan oleh para cendekiawan dan kaum terpelajar kelas satu –meminjam istilah Nurcholish Madjid- di zamannya. Untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang negara, yang pada ujungnya ingin memerdekakan bangsa ini dari belenggu penjajah, mereka bertukar pikiran atas bahan bacaan yang mereka peroleh. Dengan ketinggian hati nuraninya, akhirnya mereka dapat menjadikan bangsa ini, dengan nama Republik Indonesia, merdeka. Moral bangsa pada akhirnya tidak lain ialah pandanagn keakhlakan yang merupakan konsistensi dan konsekuensi logis wacana para pendiri negara ini. Karena itu upaya pemerintah saat ini adalah Pertama, memperbanyak dan memperkuat “cadangan moral” dalam masyarakat dengan merintis sedini mungkin Pendidikan Nasional Berbasis Moral sehingga keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara dapat terjamin selamanya. Kedua, menumbuhkan kehidupan keagamaan yang lebih, sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu melaksanakan Ketatanegaraan dengan akhlak al karkimah. Dan Ketiga, menelaah ulang kurikulum pendidikan di Indonesia yang saat ini diduga masih memarjinalkan moral keagamaan di bawah bayang-bayang sistem kapitalis. Dengan tiga poin tersebut semoga di tahun 2011 dan seterusnya, bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki integritas yang tinggi. Semoga.    
       
            *) Penulis adalah santri Pondok Kebon Jambu Al Islamy. Pernah di muat di Buletin MB2 (Melek Bengi Bengi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Do'a

Adalah Engkau

Yang beri kekuatan

Sekaligus menghujamku

Dengan Qodo dan Qodar-Mu

Tuhan..............

Engkau ku percaya

Menjawab setiap do’a yang ku panjatkan

Ku menyanjung-Mu dengan butiran-butiran dzikirku

Kau tak goyah dengan Qodo-Mu

Ku merengek dengan untaian Wiridku

Kau terlampau tentukan Qadar-Mu

Ku serapi setiap lantunan ayat-ayat-Mu

Kau hanya beri aku harapan

Ku berontak dalam puji-puji doa’ku

Kau hanya menatapku dingin dengan ke-Maha Besaran-Mu

Ku menangis dan memaksamu dalam sujudku

Kau tertawa dengan segala ke-Maha Agungan-Mu

Apa mau-Mu Tuhan?

Aku yakin

Kau jawab “YA”, Kau beri yang aku minta

Kau jawab “TIDAK”, Kau akan berikan yang lebih baik

Kau jawab “TUNGGU” Kau akan beri yang terbaik

Untukku..........

Dengan keterbatasanku

Hanya satu, berikan padaku

“Ridhoilah aku sebagai Hamba-Mu yang terbatas

Wahai ALLAH, Tuhan yang Maha Tak Terbatas”