Senin, 04 Juni 2012

PROPOSAL PENELITIAN: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PROYEK PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MAN BABAKAN CIWARINGIN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Saat ini banyak masalah dalam proses pembelajaran di sekolah, lebih tepatnya di kelas,  di mana siswa di tempatkan sebagai pendengar setia saat guru menyampaikan konsep materi belajar. Sehingga siswa merasa bosan dengan hanya duduk diam dan mendengarkan, seolah tidak ada waktu yang terpakai untuk berfikir dan berkreasi seefektif mungkin.  Pemahaman siswa akan konsep materi yang diajarkan akan dirasa kurang begitu dimengerti karena siswa tidak merasakan betul apa yang disampaikan guru di kelas dan ini dirasa tidak efektif dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan itu Isriani (2012) mengemukakan bahwa guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
Saat ini penting kiranya siswa mulai diberikan keluasan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman atas informasi yang diperoleh dari penemuan-penemuan atau eksperimen-eksperimen yang mereka buat. Dan tentunya akan menambah rasa ingin tahu dengan bersikap kritis terhadap sesuatu dari hasil penemuannya itu.
Mahanal (2009: 1-2) mengatakan bahwa mata pelajaran biologi memungkinkan untuk menghubungkan antara teori dengan praktek yang bersifat membangun pengetahuan peserta didik (konstruktivistik) terhadap lingkungan sekitar, sehingga tujuan KTSP dimungkinkan dapat tercapai secara maksimal. Menurut Permendiknas RI no 22 tahun 2006 (dalam Mahanal, 2009) mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa permasalahan yang timbul adalah siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan.
Karena itu perlu adanya suatu formulasi yang membawa siswa pada tingkat pemahaman yang lebih, dengan waktu yang cukup, sesuai dengan waktu yang di gunakan untuk satu konsep bahasan, demi tercapainya kurikulum yang sudah ditetapkan di sekolah juga penggunaan media dan model yang tidak terlalu sulit dapat mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model project based learning, yang selanjutnya disebut pembelajaran berbasis proyek. Isriani dan Dewi (2012: 128) mengatakan bahwa model pembelajaran ini memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa Hasil penelitian di Amerika memperlihatkan bahwa pembelajaran berbasis proyek telah menunjukkan hasil yang memuaskan (Richmond & Striley, 1996 dalam Miswanto, 2011: 61).
Dalam hal ini pokok bahasan Pencemaran Lingkungan yang notabene merupakan pokok bahasan berwawasan lingkungan, harus betul-betul dipahami oleh siswa tidak hanya untuk ketercapaian kurikulum tetapi bagaimana siswa secara sadar memahami untuk kemudian menjaga lingkungannya dari sesuatu yang menjadi pencemar lingkungan itu sendiri. Ini akan dirasakan siswa juga guru bila menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek. Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek ini lebih memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi siswa dalam merancang sebuah proyek yang kemudian akan mereka kerjakan dalam waktu yang sudah guru sediakan sesuai dengan konsep yang diajarkan. Pada akhirnya siswa akan memahami konsep tersebut (baca: Konsep Pencemaran Lingkunan) dengan proyek-proyek yang mereka lakukan.
Bertitik tolak dari uraian diatas dalam upaya peningkatan pemahaman siswa dan kualitas pembelajaran juga pengajaran biologi perlu mengubah paradigma lama bahwa guru adalah pengelola. Kegiatan mengajar menggunakan hal yang tidak beroriantasi pada ”Bagaimana saya belajar (Tearcher Conterend)” tetapi lebih kepada ”bagaimana saya membelajarkan siswa”. Sehingga dianggap penting bagi peneliti untuk dilakukan penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin”


B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana tingkat pemahaman siswa pada konsep materi yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin?
2.    Bagaimana guru dan siswa  menggunakan media yang digunakan pada pokok bahasan yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin?
3.    Bagaimana hasil yang diperoleh terhadap  kurikulum pada pokok bahasan yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin?
4.    Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan  Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada konsep Pencemaran Lingkungan dengan yang tidak?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengkaji tingkat pemahaman siswa pada konsep yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin.
2.    Untuk mengkaji guru dan siswa  dalam menggunakan media yang digunakan pada konsep materi yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin.
3.    Untuk mengkaji hasil yang diperoleh terhadap kurikulum pada konsep materi yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin.
4.    Untuk mengkaji perbandingan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan  Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada konsep Pencemaran Lingkungan dengan yang tidak.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaaat penelitian ini adalah:
1.      Menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek.
2.      Guru dapat menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
3.      Meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada konsep Pencemaran Lingkungan.  




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Deskripsi Teori
1.      Belajar Dan Mengajar
A)    Belajar
Menurut Gage (dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Skinner (dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4) mengatakan belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar, responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Hal senada diungkapkan Isriani dan  Dewi (2012: 4) bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasala dari lingkungan.
Dari beberapa definisi belajar diatas tersirat bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung efektif dan efisien adalah dengan  adanya tujuan dari belajar itu sendiri.  
Menurut Sardiman A.M, 1986 (dalam Isriani dan Dewi, 2012: 5) tujuan belajar adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mendapatkan pengetahuan
Ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Agar siswa berpikir maka harus ada interaksi antara guru dan siswa baik berupa tatap muka ataupun tugas-tugas. Dengan demikian, siswa akan berpikir dan mencari sumber-sumber pengetahuan dalam rangka memperka pengetahuannya itu.
b.      Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep erat kaitannya dengan keterampilan. Hal ini karean untuk merumuskan suatu konsep diperlukan keterampilan baik jasmani maupun rohani.
c.       Pembentukan sikap
Dalam hal menumbuhkan sikap siswa baik sikap mental, perilaku dan kepribadian seorang guru harus hati-hati dalam pendekatannya.

B)    Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Menurut Prof. Dr. H. Wahidin, M.Pd (dalam Mata Kuliah Metodologi Penelitian) belajar adalah proses berpikir. Artinya belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.  Menurut Moh. Uzer Usman (2010: 21) mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Isriani dan Dewi, 2012: 11). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.
2.      Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Isriani dan Dewi, 2012: 62).  
Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
Mengutip pemikiran Zahorik dalam Mulyasa (2003 dalam Isriani dan Dewi, 2012: 63) terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut:
A)    Pembelajaran harus memerhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa
B)    Pembelajaran dimulai dari keseluruhan menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus)
C)    Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman
D)    Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikkan secara langsung apa-apa yang dipelajari
E)     Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari. 
3.      Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Isriani dan Dewi, 2012: 127). Menurut Mahanal (2009: 2) pembelajaran PBL secara umum memiliki pedoman langkah: Planning (perencanaan), Creating (mencipta atau implementasi), dan Processing (pengolahan). Selanjutnya dkemukakan bahwa PBL mendukung pelaksanaan KTSP untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi, mengingat PBL merupakan pembelajaran yang komprehensif mengikutsertakan siswa melakukan investigasi secara kolaboratif. PBL membantu siswa dalam belajar pengetahuan dan ketrampilan yang kokoh yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Situasi belajar, lingkungan, isi, dan tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan kompleksitas alami dunia nyata mampu memberikan  pengalaman pribadi siswa terhadap obyek siswa dan informasi yang diperoleh siswa membawa pesan sugestif cukup kuat.
Menurut Mahanal (2009: 3) pendekatan pembelajaran berbasis proyek didukung teori konstruktivistik. Menurut aliran kontruktivisme (Djunaedatul dan Siti, 2008: 190), pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajrnya. Begitu juga mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Ini sesuai dengan Pembelajaran Berbasis proyek yang notabene lebih menekankan pada siswa melakukan dan menemukan.
A)    Karakteristik Pembelajaran Berbasis proyek
Menurut Thomas (2000, dalam Isriani, 2012: 127-128) fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatantugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengontruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.
B)    Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sedikitnya ada lima prinsip pembelajaran berbasis proyek menurut Thomas seperti dikutip Wena (2011, dalam Isriani, 2012: 128), antara lain:
a.       Prinsip Sentralisk
Prinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum.
b.      Prinsip pertanyaan pendorong
Prinsip ini merupakan external motivation yang mampu menggugah kemandiriannya dalam mengajarkan tugas-tugas pembelajaran
c.       Prinsip Otonom
Merupakan kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran .
d.      Prinsip Realistis
Prinsip mengatakan bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan sepoerti di sekolah.
C)    Keuntungan Pembelajaran Berbasis proyek
Menurut Moursund seperti dikutip Wena, 2011 (dalam Isriani, 2012: 130-131) beberpa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek, antara lain sebagai berikut:
a.      Increased motivation
Pembelajaran berbasis proyek terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
b.      Increased problem-solving ability
Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkaatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat komplek
c.       Improved library research skills
Dengan pembelajaran berbasis proyek keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat
d.      Increased collaboration
Siswa dapat mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi dan kerjasama.
e.       Increased resource-management skills
Pembelajaran berbasis proyek memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk mnyelesaikan tugas.

D)    Langkah-langkah mendesain suatu proyek
Stienberg seperti dikutip Wena, 2011 (dalam Isriani, 2012: 131-132) mengajukan enam strategi dalam mendesain suatu proyek yangh disebut dengan The Six A’s of Designing Project, yaitu sebagai berikut:
a.       Authenticity (keautentikan)
b.      Academic Rigor (ketaatan terhadap nilai akademik)
c.       Applied Learning (belajar pada dunia nyata)
d.      Active Exploration (aktif meneliti)
e.       Adult relationship (hubungan dengan ahli)
f.       Assesment (Penilaian)   
            Keenam langkah evaluatif tersebut dapat dijadikan pedoman dalam merancang suatu bentuk pembelajaran berbasis proyek. Dengan mengacu pada standar tersebut, pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan oleh siswa lebih bermakna bagi pemngembangan dirinya (Isriani dan Dewi, 2012: 132).
4.      Efektivitas
Efektifitas merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pemeblajaran yang ingin dicapai. Efektifitas adalah bagaimana seseorang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk memperoleh hasil yang baik. Chong dan Maginson (Slameto, 2003: 81 ) mengartikan “Efektifitas merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan proses yang harus di lalui siswa untuk mencapai hasil belajar.
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif (Isriani dan Dewi, 2012: 78). Artinya bila tujuan tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektivitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan strategi tertentu dari pada strategi lain, maka strategi itu efisien, kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tetentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut efektif untuk pencapain tujuan pembelajaran.
Dalam menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif, Moh. Uzer (2010:21) mengatakan sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut: a) Melibatkan siswa secara aktif, b) Menarik minat perhatian siswa, c) Membangkitkan motivasi siswa, d) Prinsip Individualitas, dan e) Peragaan dalam pengajaran.

B.     Kerangka Berfikir
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2008: 388) kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Pada penelitian ini digunakan kerangka berfikir asosiatif/hubungan dan komparatif/perbandingan yaitu:
1.      Jika pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek, maka tingkat pemahaman  siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin akan tinggi
2.      Jika guru dan siswa  menggunakan media yang digunakan pada pokok bahasan yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin, maka efektivitannya tinggi
3.      Jika pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek, maka hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan Di MAN Babakan Ciwaringin akan tinggi
4.      Karena eksperimen A menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek, maka efektivitasnnya lebih tinggi dibandingkan dengan eksperimen B dengan tidak menggunakan.




C.    Hipotesis Penelitian  
1.      Tidak ada peningkatan tingkat pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis proyek
2.      Pembelajaran tidak efektiv meski guru dan siswa menggunakan media dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis proyek
3.      Tidak ada pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek
4.      Tidak ada perbedaan terkait tingginya efektivitas antara kelas eksperimen A yang menngunakan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek dengan yang tidak.






















BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Babakan Ciwaringin Cirebon  pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013  pada tanggal 02 Agusstus 2012.

B.     Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen berupa  rancangan penelitian eksperimen semu (quasi) non equivalent control group design  yang secara procedural mengikuti pola seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Prosedur Eksperimen  Non-equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2008: 116).
Kelompok 1
O1
X1
O2
Kelompok 2
O3
X2
O4
Keterangan:
O1,3 = pretes;
O2,4, = post test;
X1 = pembelajaran berbasis proyek
X2 = pembelajaran konvensional
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dipilih secara random, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Sugiyono, 2008: 116). Untuk mengetahui pengaruh kelompokeksperimen terhadap kelompok kontrol adalah (O2 – O1) – (O4 - O3). 

C.    Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN Babakan Ciwaringin Cirebon tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN Babakan Ciwaringin Cirebon. Sampel ini dibagi menjadi dua yaitu sebagai kelas eksperimen di kelas XI IPA 1 dan 2 dan sebagai kelas kontrol di kelas kelas XI IPA 3 dan 4.
.

D.    Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi: 1) tes hasil belajar (penguasaan konsep), 2) Kuisioner skala sikap terhadap lingkungan hidup.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan pada semester ganjil  setelah selesai eksperimen tahun ajaran 2012/2013. Data penelitian ini berupa data kuantitatif yang berupa: a) skor penguasaan konsep pencemaran lingkungan, dan b) skor sikap terhadap lingkungan hidup.

F.     Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian, yang menyangkut penerapan pembelajaran berbasis proyek pada materi ekosistem dan pengaruhnya terhadap hasil belajar (penguasaan konsep, dan sikap terhadap lingkungan hidup) menggunakan analisis Covarian (ANACOVA) dan dilanjutkan dengan uji beda LSD (Sudjana, 1994 dalam Mahanal, 2009). Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji prasarat normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas menggunakan uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov, sedangkan uji homogenitas menggunakan Leven’s Test of Equality of Error Variances (Sudjana, 1994 dalam Mahanal 2009). Pengujian statistik dilakukan pada taraf signifikansi 0,5%.












Daftar Pustaka

Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasinya). Yogyakarta: Familia.

Mahanal, Susriyati, dkk. 2009.  Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Malang: Jurnal Universitas Negeri Malang

Miswanto. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Program Linier Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Singosari. Dalam Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan. Tulungagung: STAIN Tulungagung.

Munawaroh, Djunaidatul dan Siti Khodijah. 2008. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme. Dalam Jurnal Didaktika Islamika: Jurnal Kependidikan, Keislaman dan Kebudayaan. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syahid.

Sugiyono. 2008.  Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Usman, Moh Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja  Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Do'a

Adalah Engkau

Yang beri kekuatan

Sekaligus menghujamku

Dengan Qodo dan Qodar-Mu

Tuhan..............

Engkau ku percaya

Menjawab setiap do’a yang ku panjatkan

Ku menyanjung-Mu dengan butiran-butiran dzikirku

Kau tak goyah dengan Qodo-Mu

Ku merengek dengan untaian Wiridku

Kau terlampau tentukan Qadar-Mu

Ku serapi setiap lantunan ayat-ayat-Mu

Kau hanya beri aku harapan

Ku berontak dalam puji-puji doa’ku

Kau hanya menatapku dingin dengan ke-Maha Besaran-Mu

Ku menangis dan memaksamu dalam sujudku

Kau tertawa dengan segala ke-Maha Agungan-Mu

Apa mau-Mu Tuhan?

Aku yakin

Kau jawab “YA”, Kau beri yang aku minta

Kau jawab “TIDAK”, Kau akan berikan yang lebih baik

Kau jawab “TUNGGU” Kau akan beri yang terbaik

Untukku..........

Dengan keterbatasanku

Hanya satu, berikan padaku

“Ridhoilah aku sebagai Hamba-Mu yang terbatas

Wahai ALLAH, Tuhan yang Maha Tak Terbatas”